Permintaan listrik di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan meningkat sebesar 70 persen pada tahun 2040 dan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2050; Pemerintah di kawasan Asia-Pasifik menghadapi tantangan luar biasa dalam memenuhi permintaan secara berkelanjutan.
Proyek pengembangan andalan SunCable, Australia-AsiaPowerLink (AAPowerLink), berlandasan pada pengetahuan, pengalaman, dan supply chain yang akan mendukung pengembangan jaringan listrik Asia Tenggara di masa depan dan penerapan energi terbarukan di wilayah tersebut.
Proyek AAPowerLink akan membangun fasilitas penyimpanan baterai dan energi terbarukan terintegrasi terbesar di dunia tepat di jantung Northern Territory, melalui beberapa tahap memiliki kapasitas hingga 6GW energi terbarukan yang akan disalurkan ke wilayah Darwin (4GW) dan kemudian ke Singapura (1,75GW) melalui 4.300 km kabel bawah laut yang melintasi perairan Indonesia.
Indonesia merupakan mitra utama proyek ini dan SunCable bekerja sama secara erat dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan kolaborasi yang efektif. Saat ini, banyak kemajuan besar telah dicapai.
Memastikan agar Indonesia mendapatkan nilai tambah dari AAPowerLink merupakan prioritas utama proyek ini. Hingga saat ini, proyek SunCable telah menyuntikkan USD 25 juta ke dalam perekonomian Indonesia melalui survei dan studi eksplorasi kelautan, pembentukan tim operasi SunCable di Indonesia, program magang dan beasiswa, bekerja sama dengan konsultan dan spesialis Indonesia termasuk didalamnya kegiatan Analisis Dampak Lingkungan.
Kami terus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di Indonesia untuk menjajaki peluang bagi SunCable untuk memberikan nilai tambah jangka panjang bagi Indonesia melalui pengadaan komersial dan kemitraan layanan operasional, penciptaan lapangan kerja lokal, dan pelatihan tenaga kerja.
Secara khusus, proyek ini akan memberikan manfaat utama:
- Investasi senilai USD ~$2,5 miliar selama proyek berlangsung
- ~7.500 lapangan kerja tercipta
- Pembinaan industri dan pengadaan lokal
- Pengembangan kapasitas lokal dan pengembangan tenaga kerja di masa depan melalui ~5.000 peserta knowledge-sharing